2.15 pm,
guntur menggemuruh. cumulus nimbus menggantung, menggelapi pikiran dan harapan. ku harus berlari, mendahului hujan.
2.20 pm,
ku berjalan keluar dari tempat ku bernaung 2,5 tahun terakhir. tetes-tetes besar hujan berjatuhan. menderas seiring percepatan langkahku. aku terkejar. basah.
2.25 pm,
ku sampai di tujuan. duduk bersila ku menunggu, sambil mendengarkan simfoni hujan, dan kedinginan. semoga hujan tidak menghambat mereka-mereka yang akan bertemu denganku di sini.
hujan, sebuah anugrah yang seringkali dikutuk. sering pula dinanti."kok hujan sih," gerutu seorang teman. kawanku yang lain segera menasehati,"huss, ini nikmat Allah lho! sepatutnya disyukuri. nanti kalo tempat ini kekeringan bagaimana? lagipula, hujan merupakan uzur yang syar'i kok." nah, ini nih... kalo ngga dihujat, hujan dijadikan alasan. seorang ustadz mengomentari alasan itu dengan, "kan ada payung."
namanya saja hujan (air), tentu saja basah. kalo hujan duit, bikin kaya :p (ato malah duitnya ga laku karena semua dah punya??)
=musim hujan tahun lalu=
*eh, ada Khoti mampir... :) nih, aku lagi cari bahan. ngga tau kalo harus pake jurnal :( bolak-balik ke warnet jadinya.... eh, ya Khoti... met hari lahir ^^ aku publish di sini biar kondang hehehe...*